Kamis, 05 Mei 2016

SEDIAAN SUSPENSI



LAPORAN TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI LIQUID
MODUL 2 : SEDIAAN SUSPENSI
Mg(OH)2 150mg/5ml dan Al(OH)3 200mg/5ml


Oleh Kelompok 1A
Adibah Nur Maisaroh             145070501111003
Nadia Khansa                         145070501111013
Marika Mauludiyah                 145070501111007
Adisti Mega Putrianah            145070501111023
Winfika Wibisono Putri          145070501111035
Wardah Az Zahra                   145070507111003
Agung Febrian Ramadani       145070507111007


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
SEDIAAN SUSPENSI
Mg(OH)2 150mg/5ml dan Al(OH)3 200mg/5ml

I.       TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa mampu merancang formula sediaan suspensi; agar mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan suspensi, dan agar mampu menganalisa pengaruh bahan pensuspensi terhadap stabilitas sediaan suspensi

II.    DASAR TEORI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk pemakaian oral. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi, jamur. Dengan beberapa pertimbangan penggunaan pengawet antimikroba juga berlaku untuk suspense. Sesuai sifatnya partikel yang terdapat dalam suspense dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan. Pengendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga sulit terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan bentuk gel suspense seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula. Yang sangat penting adalah bahwa suspense harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa, sehingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup baik (Anonim, 1995).

Banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu suspense farmasi yang baik. Disamping khasiat terapeutik, stabilitas kimia dari komponen komponen formulasi, kelenggangan sediaan dan bentuk estetika dari sediaan. Sifat-sifat yang diinginkan dalam semua sediaan farmasi dan sifat-sifat lain spesifik untuk suspense farmasi ; suatu suspense farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok, karakteristik suspense harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan, suspense harus mudah dituang dari wadah dengan cepat dan homogen (Ansel, 1989).

III. DESKRIPSI ZAT AKTIF DAN PREFORMULASI BAHAN EKSIPIEN 
V.                FORMULA DAN RASIONALISASI FORMULA
Formula
Bahan
Rentang
Konsentrasi yang Digunakan
Fungsi Bahan
Al(OH)3
200 mg/5ml
200 mg/5ml
Bahan aktif
Mg(OH)2
150 mg/5ml
150 mg/5ml
Bahan aktif
Bentonit Magma
0,5% - 5% 
1%
Suspending agent
Gliserin
≤30%
30%
Wetting agent, perasa, pengawet
Menthol
0.003%
0.003%
Perasa
Aquadest
Ad 315 ml
Ad 315 ml
Pelarut

Rasionalisasi Formula
Dalam formulasi sediaan suspensi Mg (OH)2 dan Al (OH)3 dilebihkan sebayak 5%, dengan tujuan untuk mempertahankan kuantitas sediaan agar tidak terjadi kekurangan volume tiap botol mengingat kuantitas sediaan akhir tidak selalu tepat 100 % sama dengan formulasi hal ini disebabkan oleh faktor produksi dimana bahan – bahan bisa saja ada yang menempel pada alat produksi dan menyebabkan berkurangnya volume akhir sediaan.
            Dalam sediaan suspense ini digunakan bahan aktif yang memiliki sifat kelarutan yang rendah dalam air, sehingga cocok dibuat sediaan suspensi (bukan bentuk sediaan lain seperti sirup). Penggunaan formulasi Mg(OH)2 dan Al(OH)3 bertujuan untuk menutupi efek samping yang ditimbulkan dimana Mg(OH)2 mengakibatkan diare, sedangkan Al(OH)3 menyebabkan konstipasi. Sediaan suspense memiliki kelebihan dalam hal dapat meminimalkan rasa tidak enak sediaan dengan menambah perasa seperti menthol.
            Untuk memperoleh suatu sediaan yang stabil dalam suspensi perlu ditambahan suspending agent yang akan meningkatkan viskositas sediaan agar laju pengendapan menjadi rendah dan sediaan lebih stabil. Adapun untuk formula digunakan suspending agent bentonit magma. Bentonit merupakan suspending agent yang membutuhkan waktu selama 24 jam untuk mengembang sempurna. Dalam pembuatannya bentonit menggunakan air sebanyak 20x atau terdapat 5% bentonit dalam mucilagonya. Dalam formula ini digunakan konsentrasi bentonit sebanyak 1%       sehingga dalam satu botoh terdapat 0.6 gram bentonit. Air yang digunaan untuk bentonit sebanyak 12ml dalam satu botol (Rowe ,2009).
            Suspensi ini juga mengandung pelarut yaitu aquades yang berpotensi ditumbuhi mikroorganisme yang akan mempengaruhi stabilitas sediaan. Oleh sebab itu perlu ditambah pengawet. Dalam formula ini digunakan gliserin dengan konsentrasi yang tinggi untuk pengawet. Gliserin juga digunakan sebagai pemanis dan wetting agent. Sediaan ini dianggap perlu juga diberi wetting agent untuk memodifikasi sudut kontak sehingga bahan aktif dapat terbasahi sempurna oleh pelarut. Gliserin dipilih karena sifatnya yang tidak rentan mengalami oksidasi pada suasana basa dan stabil  dengan kadar 30 % sebagai wetting agent, pemanis dan pengawet. Selain itu, gliserin diharapkan juga berfungsi untuk menambah viskositas sediaan sehingga mudah dituang dan menambah aksestabilitas sediaan. (Rowe ,2009).
            Pediaan perlu juga ditambahkan pengaroma untuk meningkatkan akseptabilitas sediaan. Adapun bahan yang dipilih adalah menthol dengan rasa segar dan aroma yang khas untuk menutupi rasa tidak enak sediaan. Menthol sendiri tidak larut dalam air, sehingga perlu dilarutkan pelarut yang sesuai. Pada formula ini digunakan gliserin sebagai pelarut menthol dengan perbantingan 1:1000. ( Rowe ,2009).
VI.             PERHITUNGAN

VII.          PENIMBANGAN
Bahan
/5ml
/60ml
/300ml
Mg(OH)2
0,15 g
1,8 g
9,45 g
Al(OH)3
0,2 g
2,4 g
12,6 g
Bentonit
0,05 g
0,6 g
3,15 g
Gliserin
1,5 ml
18 ml
94,5 ml
Menthol
0,00015 g
0,0018 g
0,00945 g
Aqua
ad 5 ml
ad 60ml
ad 315ml

VIII.       PROSEDUR KERJA
 IX.             UJI MUTU FARMASETIK SEDIAAN AKHIR

1.      Evaluasi Organoleptis
·      Tujuan      : Untuk mengetahui kesesuaian produk akhir dalam hal bau, rasa dan warna dengan bahan-bahan yang digunakan dalam proses formulasi
·      Prinsip      : Menguji bau, rasa dan warna menggunakan indera
·      Metode     :
o   Warna       = Mengamati warna sediaan akhir apakah sesuai dengan pewarnaan yang digunakan
o   Bau           = Dibandingkan aroma/bau sediaan akhir dnegan pengaroma yang digunakan
o   Rasa          = Dapat diketahui dengan cara membandingkan rasa dan sediaan akhir dnegan perasa yang digunakan dengan cara mencoba sampel
·         Penafsiran Hasil   : Bau = menthol
                               Warna = putih susu
                               Rasa = menthol
                               Konsistensi = cukup kental
                              
2. Evaluasi Berat Jenis
a.   Tujuan : untuk mengetahui berat jenis sediaan akhir apakah sudah sesuai dengan berat jenis berdasarkan dengan teoritis atau literature.
b.   Prinsip : ditetapkan berat jenis dengan piknometer dan hasil pengukuran dihitung dengan rumus yang telah ditentukan dalam satuan g/mL.
c.   Metode : Penetapan berat jenis menggunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi pada suhu ruang. Kemudian diukur piknometer yang telah berisi sampel. Hasil pengukuran dihitung dengan rumus :
Kecuali dinyatakan lain, dalam monografi keduanya ditetapkan dalam suhu ruang yaitu 25°C ( Anonim, 1995).
d.   Penafsiran hasil :

2.      Uji Sentrifugasi
a.       Tujuan : untuk memisahkan suspense dengan volume yang sedikit dan memiliki partikel yang halus
b.      Prinsip : Prinsip sentrifugasi adalah pemusingan yang cepat menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dari gaya grafitasi, akibatnya partikel-partikel tersuspensi akan mengendap di dasar tabung, selanjutnya filtrat di dekantasi (dituang atau di pipet secara hati-hati).
c.       Metode : Tabung sebagai wadah suspensi dikunci pada gagang atau rotor untuk mengitari sebuah alat atau mesin pemutar. Batang vertikal di tengahnya diputar dengan motor listrik. Batang itu berputar dengan sangat cepat. Tabung akan mengayun dengan cepat tetapi mulut tabung tetap menghadap ke tengah. Sentrifugasi yang terkecil dapat memutar dengan kecepatan 2.000 putaran/menit (rpm). 
d.      Penafsiran Hasil : suspensi dapat mengendap di dasar tabung
b. Penetapan pH
Prinsip             : Harga pH adalah harga yang diberikan oleh pH meter
Tujuan             : Mengetahui pH sediaan menggunakan alat pH meter
Prosedur                         : a. Menggunakan alat potensiometer atau pH meter yang   terkalibrasi
     b. Pengukuran dilakukan pada suhu 25C ± 2C kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monograf
            Penafsiran hasil : pH sesuai dengan pH stabil zat aktif

            d. Homogenitas
Prinsip             : Dengan mengamati partikel yang terbentuk dari sediaan akhir secara Visual
Tujuan             : Mengetahui homogenitas sediaan akhir yang telah dibuat
Prosedur          : Sampel diambil dengan berbagai tempat, setelah suspense dikocok lalu sampel dioleskan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas objek lainnya sehingga terbentuk lapisan tipis, susunan yang terbentuk diamati secara visual dan diraba dengan jari
Penafsiran hasil : Terbentuk lapisan yang homogeny

            e. Uji volume terpindahkan
Prinsip             : Menguji volume sampel
Tujuan             : Untuk mengetahui bahwa volume sediaan yang dipindahkan dari wadah uji sesuai dengan volume yang tertera pada etiket
Prosedur          : a. Menuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali  volume yang diukur, dan telah dikalibrasi dan secara hati-hati untuk menghindari pembentukan gelembung udara
                          b. Didiamkan ± 30 menit
                          c. Mengukur volume dari tiap campuran
Penafsiran hasil: Volume rata-rata yang diperoleh tidak kurang dari 100 % dan tidak ada satu pun wadah yang kurang dari 95 % dari yang tertera pada etiket
           
f. Waktu redispersi
Prinsip             : Dilakukan pengocokan pada tabung secara mekanik dengan    kecepatan 20 rpm dan diperhatikan hingga tidak terjasi endapan, bila dilakukan   dengan mengocok dalam wadahnya
Tujuan             : Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan suspense untuk redispersi
Metode            : Ditentukan dengan cara mengocok sediaan dalam wadahnya atau  dengan pengocok mekanik. Bila menggunakan pengocok  mekanik, suspensi tidak tersedimentasi ditempatkan ke silinder pertingkat 100ml. Dilakukan pengocokan diputar 360 derajat dengan kecepatan 20 rpm. Titik akhirnya apabila dasar tabung tidak terdapat endapan.
Penafsiran hasil: Pengocokan dengan waktu 30 detik

            g. Evaluasi hasil sedimentasi
Prinsip             : Perbandingan antar volume (Vo) sediaan dengan asal (Vo) sebelum  terjadi pengendapan semakin besar nilai V semakin baik  suspendibilitasnya
Tujuan             : Mengetahui kestabilan suspense dalam membentuk suspensi
Metode            : a. Sediaan dimasukkan ke dalam tabung sedimen yang berskala
                        b. Volume yang diisikan merupakan volume awal (Vo)
                         c. Setelah beberapa waktu/hari diamati volume akhir yang terjadi                            sedimentasi volume akhir tersebut diukur Vu
d. Hitung volume sedimentasi (F) F dapat dinyatakan dalam % yaitu F=Vu/Vo x 100 %
Penafsiran hasil : Bila F=1 dinyatakan sebagai flocculating, equilibrium merupakan sediaan yang baik mendekati 1, bila F > 1 terjadi floc sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih besar dari volume awal maka perlu ditambah zat tambahan

X.                 TABEL HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan
No
Prosedur
Hasil
1.
Alat dan bahan disiapkan. Alat dicuci hingga bersih
Alat dan bahan sudah siap digunakan
2.
Ditara beaker glass 315 ml, 94,5 ml dan 10 ml
Didapatkan beaker glass yang telah ditara
3.
Botol ditara masing-masing 60 ml
Didapatkan botol yang sudah ditara 60 ml
4.
Bentonit ditimbang sebanyak 3,15 gram dengan menggunakan timbangan analitik
Didapatkan bentonit sebanyak 3,15 gram
5.
Aqua calida diukur sebanyak 63 ml dengan beaker glass yang sudah ditara
Didapatkan aqua calida 63 ml
6.
Aqua calida dimasukkan ke dalam mortir
Didapatkan mortar berisi aqua calida
7.
Bentonit ditaburkan sedikit demi sedi-kit ke mortar yang berisi aqua calida
Bentonit tersebar merata diatas air dalam mortar
8.
Aduk ad larut dan homogen, kemudian didiamkan selama 24 jam
Didapatkan bentonit yang homogen dengan air dan berkembang
9.
Al(OH)3 ditimbang sebanyak 12,6 gram dengan menggunakan timbangan analitik
Didapatkan Al(OH)3 sebanyak 12,6 gram
10.
Mg(OH)2 ditimbang sebanyak 9,45 gram dengan menggunakan timbangan analitik
Didapatkan Mg(OH)2 sebanyak 9,45 gram
11.
Al(OH)3 dimasukkan ke dalam mortir, gerus ad halus, dikeluarkan dari mortir
Didapatkan Al(OH)3 12,6 gram yang sudah dihaluskan
12.
Mg(OH)2 dimasukkan ke dalam mortar, gerus ad halus
Didapatkan Mg(OH)2 9,45 gram sudah dihaluskan
13.
Mg(OH)2 ditambah Al(OH)3 sedikit demi sedikit, gerus ad halus dan homogen secara geometric dillution
Didapatkan campuran Mg(OH)2 dan Al(OH)3 yang homogen
14.
Gliserin diukur sebanyak 84,5 ml dengan menggunakan beaker glass yang sudah ditara
Didapatkan gliserin dengan volume sebanyak 84,5 ml
15.
Gliserin ditambahkan ke dalam (13) sedikit demi sedikit ad terbasahi, dipindah ke beaker glass
Didapatkan campuran Mg(OH)2 dan Al(OH)3 yang terbasahi, berwarna putih susu
16.
Menthol ditimbang sebanyak 0,00945 gram
Didapatkan menthol sebanyak 0,00945 gram
17.
Gliserin diukur sebanyak 10 ml dengan beaker glass yang sudah dikalibrasi
Didapatkan gliserin 10 ml
18.
(16) dilarutkan dalam (17) hingga larut
Didapatkan menthol yang larut dalam gliserin
19.
(18) dipindah dalam beaker glass
Didapatkan (18) dalam beaker glass.
20.
(19) ditambahkan dengan bentonit magma yang telah disiapkan sehari sebelumnya
Didapatkan campuran Al(OH)3, Mg(OH)2 dan bentonit dalam beaker glass
21.
(20) + sisa gliserin, diaduk ad homogen
Diapatkan campuran yang homogeny berwarna putih susu
22.
(21) ditambahkan air bebas CO2 ad 315 ml, aduk ad homogen
Didapatkan campuran homogeny suspense dengan volume 315 ml
23.
(22) diaduk dengan stirrer dengan kecepatan 500 rpm selama 15 menit
Didapatkan suspense yang homogen

24.
(23) diuji pH dengan pH meter
Suspense di adjust pH bila belum sesuai
25.
Dimasukkan ke dalam botol masing-masing 60 ml
Didapatkan suspensi dalam botol masing-masing 60 ml
26.
Dilakukan uji lain
Didapatkan hasil uji
27.
Dikemas
Sediaan suspensi berada dalam kemasan yang sudah disiapkan

Tabel hasil evaluasi sediaan aktif
No.
Karakteristik
Perkiraan hasil
Hasil pengamatan
1.
Organoleptik
Warna : putih susu
Warna : putih susu


Bau : mint
Bau : bentonit (lemah)


Rasa : manis mint
Rasa : manis mint


Konsistensi : sedikit kental
Konsistensi : sedikit kental
2.
pH
8-10
I = 9,06



II = 9,04



III = 9,06



Rata-rata = 9,053
3.
Bobot jenis

1,126 g / mL3
4.
Volume Terpindahkan
Tidak kurang dari 60 mL
I = 60 mL
II = 60 mL
III = 60 mL
Rata-rata = 60 mL
5.
Uji homogenitas
Homogen
Homogen
6.
Uji Redispersi
2-3 kocokan
3 kocokan
7.
Uji sedimentasi
F=1
F Hari 1 = 33,3
F Hari 2 = 32,5
F Hari 3 = 31,6
F Hari 4 = 30

9.2.3   Evaluasi Sedimentasi
No.
Hari/Tanggal
Pengamatan
Foto
1.
Jumat, 11 Maret 2016
Vo = 60 ml
Vu = 60 ml
F= 1

2.
Senin, 14 Maret 2016
Vo = 60 ml
Vu = 20  ml
F = 33,3


3.
Selasa, 15 Maret 2016
Vo = 60 ml
Vu = 19,5 ml
F =32,5


4.
Rabu, 16 April 2015
Vo = 60 ml
Vu =  19 ml
F = 31,6
5.
Kamis, 17 Maret 2016
Vo = 60 ml
Vu = 18 ml
F = 30



XI.             PEMBAHASAN
XII.          KESIMPULAN
            Berdasarkan percobaan pembuatan sediaan suspensi dengan zat aktif Mg(OH) dan Al(OH)з dan dari evaluasi atau uji sediaan yang telah dilakukan didapatkan hasil dari uji organoleptik suspensi yang dibuat memiliki warna yaitu putih susu, rasanya manis dan ada sedikit rasa menthol tapi lemah, serta baunya yaitu bau bentonite dan mentholnya lemah sekali. pH sediaan suspensi yaitu 9, 053. Kemudian volume terpindahkan rata-rata volume dari ketiga sediaan yang diukur yaitu 60 ml, bobot jenis didapatkan hasil sebesar 1,126 g/ml3, dan redispersi termasuk dalam rentang spesifikasi yang diinginkan. Untuk Volume sedimentasi (F) yaitu pada hari pertama 33,3%, hari kedua 32,5%, hari ketiga 31,6% dan hari keempat 30%.. Homogenitas sediaan suspensi yang dibuat telah homogen.

i.DAFTARPUSTAKA 
 Anonim. 1995. Farmakope Indonesia IV. Departemen Kesehatan Repulik Indonesia. Jakarta.
Ansel Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta.Rowe, R.C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Ed, Pharmaceutical Press, London








Tidak ada komentar:

Posting Komentar