Kamis, 12 Januari 2017

1 JANUARI 2017



Pagi ini seperti pagi biasa di tahun 2016, tak ada yang berbeda dan tak ada yang membedakan pagi ini dengan pagi tahun kemarin.Aku memulai rutinitas seperti pagi kemarin, karena hari ini adalah awal tahun yang baru jalanan pagi ini terlihat lebih sepi dari biasanya, lebih dingin dari biasanya, dan lebih tenang dari biasanya. mungkin karena sebagian orang sedang menghabiskan liburan bersama keluarga mereka. Hari ini aku bersama temanku pergi berbelanja untuk sarapan pagi kami, membeli sayur dan lauk lainnya untuk memberikan energi di awal tahun ini. Aku memulai pagi ini dengan senyuman dan kebahagian. Berjalan ketempat berbelanjaan dengan udara yang dingin membuatku masih setengah sadar dari tidur semalam.

Tak menyangka pagi ini aku menemukan sesuatu yang membuat pagiku di awal tahun sangat sedih. Ada seorang ibu parubaya membawa bakul berisi jamu tradisional yang hendak dia jual. Tepat berdiri di sampingku membeli satu sisir pisang yang mungkin akan dia makan bersama cucuk dan keluarganya di rumah, atau bahkan mungkin itu akan menjadi menu sarapan dia pagi ini, aku tak tahu pasti, aku hanya berdiri dan memperhatikan dia sedang melihat-lihat buah pisang itu. Harga pisang itu jujur tidak mahal bahkan itu sangat terbilang murah bagiku, sejak tadi aku memperhatikan wanita tua itu, dengan dialeg jawanya dia bertanya berapa harga pisang itu, sang penjual itu mengangkat tanganya dan menunjukkan angka 6 pada jarinya. Aku tahu maksudnya bahwa pisang itu berharga 6ribu. Ya allah wanita parubaya itu uangnya tak cukup untuk membeli, dengan maksud ingin membelikannya, aku dengan cepat mengambil uang yang aku tinggalkan di bagasi motor, tapi ketika hendak kembali ke penjual itu, wanita itu sudah pergi jauh.aku tak bisa melakukan apa-apa dengan perasaan sangat menyesal aku melanjutkan perjalanan untuk membeli lauk yang lain.Sepanjang perjalanan aku berfikir dan menyalahkan diriku sendiri “kenapa tadi tak kau beli dan kau bisa memberikan buah itu kepada wanita itu, mengejarnya juga tak sulit”. Apa boleh buat aku hanya bisa  melihat wanita parubaya itu pergi.

aku kembali melanjutkan perjalanku. Dalam perjalan mencari menu sarapan yang cocok untuk pagi ini, aku melihat seorang bapak yang sedang mendorong gerobak tuanya tepat di samping bapak itu ada seorang wanita mengendong anaknya. Dengan cepat aku berhenti dan menanyakan apa yang dia jual. Sangat terkejut aku melihat bahwa istri dari bapak itu buta. Bapak itu menjual tahu dengan harga 3500 perbungkusnya. Tanpa pikir panjang aku lansung membeli beberapa bungkus. Tapi uang yang aku berikan itu terlalu banyak dan kata bapak itu tidak ada kembaliannya. Dengan senyum aku berkata “gak usah pak, kembaliannya di simpan aja” pagi ini wanita itu, aku buat tersenyum hanya karena uang yang tak seberapa itu. Dan itu berhasil membuaku bersedih.

Mendengar itu aku melihat istri dari bapak itu tersenyum sangat lebar. Aku tahu dia senang, padahal sisa dari uang yang aku berikan itu benar-benar sangat sedikit. Sambil tersenyum si ibu itu berkata “maaf yah ndo, masih pagi jadi belum ada uang kecil” kata ibu itu sambil tersenyum kepadaku. Dengan jelas aku melihat bahwa ibu itu tak bisa melihat, dan sang suami memiliki keterbatasan fisik yang tak bisa aku jelaskan. “Apa yang kurang dengan kehidupanmu” aku selalu mengeluhkan apa yang orang lain inginkan. Selalu saja merasa kekurangan padahal sebenarnya sangat berlebihan. Aku terus berkata dan merasa malu kepada pasangan suami istri itu.

Pagi ini, di awal tahun yang baru ini aku mendapat pelajaran dari dua orang yang aku temui. Aku benar-benar harus lebih bersyukur dengan apa yang sudah Allah SWT berikan kepadaku. Semua yang aku inginkan benar-benar dapat dipenuhi oleh kedua orangtuaku. Bahkan dengan sangat bodoh terkadang aku masih merasa sangat kurang,bahkan bersyukur dan mengucapkan terimakasih atas semua yang telah diberikan pun sangat sulit dilakukan. Aku masih sering bersikap sombong didepan teman – temanku, kadang memandang rendah orang lain. Maafkan aku atas sikap ketidakdewasaanku.
Hari baru ditahun yang baru ini, aku berjanji dan berusaha agar menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun kemarin.

Semakin kamu tua seharunya kamu semakin menyadari bahwa menyimpan kesal hanya akan memberatkan langkahmu sendiri. Banyak waktu yang akan terbuang sia-sia hanya karena memikirkan hal sepele. Maka ditahun yang baru ini berhentilah menanam badai dihatimu. SELAMAT TAHUN BARU 2017 SEMOGA KITA DAPAT MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK DARI KEMARIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar