Pagi ini seperti pagi biasa
di tahun 2016, tak ada yang berbeda dan tak ada yang membedakan pagi ini dengan
pagi tahun kemarin.Aku memulai rutinitas seperti pagi kemarin, karena hari ini
adalah awal tahun yang baru jalanan pagi ini terlihat lebih sepi dari biasanya,
lebih dingin dari biasanya, dan lebih tenang dari biasanya. mungkin karena
sebagian orang sedang menghabiskan liburan bersama keluarga mereka. Hari ini
aku bersama temanku pergi berbelanja untuk sarapan pagi kami, membeli sayur dan
lauk lainnya untuk memberikan energi di awal tahun ini. Aku memulai pagi ini
dengan senyuman dan kebahagian. Berjalan ketempat berbelanjaan dengan udara
yang dingin membuatku masih setengah sadar dari tidur semalam.
Tak menyangka pagi ini aku
menemukan sesuatu yang membuat pagiku di awal tahun sangat sedih. Ada seorang
ibu parubaya membawa bakul berisi jamu tradisional yang hendak dia jual. Tepat
berdiri di sampingku membeli satu sisir pisang yang mungkin akan dia makan
bersama cucuk dan keluarganya di rumah, atau bahkan mungkin itu akan menjadi
menu sarapan dia pagi ini, aku tak tahu pasti, aku hanya berdiri dan
memperhatikan dia sedang melihat-lihat buah pisang itu. Harga pisang itu jujur
tidak mahal bahkan itu sangat terbilang murah bagiku, sejak tadi aku
memperhatikan wanita tua itu, dengan dialeg jawanya dia bertanya berapa harga
pisang itu, sang penjual itu mengangkat tanganya dan menunjukkan angka 6 pada
jarinya. Aku tahu maksudnya bahwa pisang itu berharga 6ribu. Ya allah wanita
parubaya itu uangnya tak cukup untuk membeli, dengan maksud ingin
membelikannya, aku dengan cepat mengambil uang yang aku tinggalkan di bagasi
motor, tapi ketika hendak kembali ke penjual itu, wanita itu sudah pergi
jauh.aku tak bisa melakukan apa-apa dengan perasaan sangat menyesal aku melanjutkan
perjalanan untuk membeli lauk yang lain.Sepanjang perjalanan aku berfikir dan
menyalahkan diriku sendiri “kenapa tadi tak kau beli dan kau bisa memberikan
buah itu kepada wanita itu, mengejarnya juga tak sulit”. Apa boleh buat aku hanya bisa melihat wanita parubaya itu pergi.
aku kembali melanjutkan perjalanku. Dalam perjalan mencari menu
sarapan yang cocok untuk pagi ini, aku melihat seorang bapak yang sedang
mendorong gerobak tuanya tepat di samping bapak itu ada seorang wanita
mengendong anaknya. Dengan cepat aku berhenti dan menanyakan apa yang dia jual.
Sangat terkejut aku melihat bahwa istri dari bapak itu buta. Bapak itu menjual
tahu dengan harga 3500 perbungkusnya. Tanpa pikir panjang aku lansung membeli beberapa
bungkus. Tapi uang yang aku berikan itu terlalu banyak dan kata bapak itu tidak
ada kembaliannya. Dengan senyum aku berkata “gak usah pak, kembaliannya di
simpan aja” pagi ini wanita itu, aku buat tersenyum hanya karena uang yang tak
seberapa itu. Dan itu berhasil membuaku bersedih.
Mendengar itu aku melihat
istri dari bapak itu tersenyum sangat lebar. Aku tahu dia senang, padahal sisa
dari uang yang aku berikan itu benar-benar sangat sedikit. Sambil tersenyum si
ibu itu berkata “maaf yah ndo, masih pagi jadi belum ada uang kecil” kata ibu
itu sambil tersenyum kepadaku. Dengan jelas aku melihat bahwa ibu itu tak bisa melihat, dan
sang suami memiliki keterbatasan fisik yang tak bisa aku jelaskan. “Apa yang
kurang dengan kehidupanmu” aku selalu mengeluhkan apa yang orang lain inginkan.
Selalu saja merasa kekurangan padahal sebenarnya sangat berlebihan. Aku terus berkata
dan merasa malu kepada pasangan suami istri itu.
Pagi ini, di awal tahun yang
baru ini aku mendapat pelajaran dari dua orang yang aku temui. Aku benar-benar
harus lebih bersyukur dengan apa yang sudah Allah SWT berikan kepadaku. Semua yang
aku inginkan benar-benar dapat dipenuhi oleh kedua orangtuaku. Bahkan dengan
sangat bodoh terkadang aku masih merasa sangat kurang,bahkan bersyukur dan
mengucapkan terimakasih atas semua yang telah diberikan pun sangat sulit dilakukan. Aku
masih sering bersikap sombong didepan teman – temanku, kadang memandang rendah
orang lain. Maafkan aku atas sikap ketidakdewasaanku.
Hari baru ditahun yang baru
ini, aku berjanji dan berusaha agar menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun
kemarin.
Semakin kamu tua seharunya
kamu semakin menyadari bahwa menyimpan kesal hanya akan memberatkan langkahmu
sendiri. Banyak waktu yang akan terbuang sia-sia hanya karena memikirkan hal
sepele. Maka ditahun yang baru ini berhentilah menanam badai dihatimu. SELAMAT
TAHUN BARU 2017 SEMOGA KITA DAPAT MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK DARI KEMARIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar