Sabtu, 21 September 2019

SEDIAAN ELIKSIR PARACETAMOL 120 mg/5 ml

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN
LIKUID, SEMISOLID DAN STERIL

SEDIAAN ELIKSIR PARACETAMOL 120 mg/5 ml

Oleh :
Kelompok A4




PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

No.
Uraian
Pustaka
1.
ELIKSIR PARACETAMOL 120 mg/5 ml\

2.
Tujuan :
Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat membuat formula eliksir, mahasiswa dapat membuat serta melakukan evaluasi sediaan akhir, mahasiswa dapat memahami pengaruh penggunaan bahan tambahan pemanis dan pengawet terhadap stabilitas sediaan eliksir.

Dasar Teori :
Menurut Farmakope Indonesia III,eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi dan zat pengawet digunakan sebagai obat dalam, sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol sorbitol dan propilenglikol sebagai pengganti gula, dapat di gunakan sirup gula (Anonim, 1995).
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya,dari sudut pembuatan eliksir lebih disukai dari sirup (Ansel, 1989).
Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir jumlahnya berbeda-beda karena masing-masing komponen eliksir mempuyai sifat kelarutandalam alkohol dan air yang berbeda-beda. Tiap eliksir memerlukan campuran tertentu dari alkohol dan air untuk mempertyahankan semua komponen dalam larutan. Disamping alkohol dan air, pelarut-pelarut lain seperti gliserin dan propilen glikol, sering digunakan dalam eliksir sebagai pelarut pembantu (Conors, 1986).
Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah kelezatan, dan hampir semua eliksir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan penampilannya. Eliksir yang mengandung alkohol lebih dari 10%-12%, biasanya juga bersifat sebagai pengawet, sehingga tidak membutuhkan tambahan zat antimikroba sebagai pengawet (Ansel 1989).
Parasetamol (acetaminophen) merupakan turunan senyawa sintetis dari p-aminofenol yang memberikan efek analgesi dan antipiretik. Senyawa ini mempunyai nama kimia N-asetil-p-aminofenol atau p-asetamidofenol atau 4’-hidroksiasetanilid, bobot molekul 151,16 dengan rumus kimia C8H9NO2. Parasetamol memiliki waktu paruh eliminasi antara 1-3 jam. Acetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung terhadap zat telah dikeringkan. Pemeriannya adalah hablur atau serbuk, hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Suhu lebur 169ºC sampai 1720 ºC.  Parasetamol diabsorbsi dengan cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Obat ini tersebar keseluruh cairan tubuh dan 25% terikat dengan protein plasma. Sebagian besar perasetamol (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat dan sisanya dengan asam sulfat. Metabolit hasil hidroksilasi obat ini dapat menimbulkan methemoglobinemia dan hemolisis eritrosis. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diekskresikan sebagian besar dalam  bentuk terkonjugasi melalui ginjal. Akibat dosis toksis yang yang serius adalah nekrosis hati (Anonim, 1995).

(Anonim,1995),
(Ansel,1989),
(Conors, 1986).
3.
Dekripsi Zat Aktif dan Preformulasi Bahan Eksipien
3.1 Paracetamol (Anonim, 1979)
Pemerian                           :  Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit
Nama Lain                        :  Acetaminophen
Struktur Kimia                  :  

      


Nama Kimia                      :  N-asetil-4-aminofenol
Rumus Molekul                 :  C8H9NO2
 Berat Molekul                  :  151,16
 Kelarutan                         : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagianetanol (95%)p, dalam 13 bagian aseton p, dalam 40 bagian gliserol p, dan dalam 9 bagian propilenglikol p, larut dalam alkali hidroksida.
 Titik didih                         : -
 Titik leleh                         : 169 - 172
 pH Stabilitas                     : 3,8 – 6,1
 Wadah dan Penyimpanan            :  Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya.
 Stabilitas                          : Pada suhu 40  akan lebih mudah terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dan cahaya dari luar, pH jauh dari rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena hidrolisis
 Inkompatibilitas               : -
 Sifat Khusus                    : -
 Koefisien Partisi               : -

3.2   Propilenglikol (Anonim, 1979) (Rowe et al., 2009)
Pemerian                 : Bersih; tidak berwarna; kental; tidak berbau; rasa manis menyerupai gliserin
Nama Lain                  :  metil etilen glikol, metil glikol
Nama Kimia              : 1,2 propanediol
Struktur Kimia          :





Rumus Molekul         :  C3H8O2
BM                            : 76,09
Kelarutan                   :  dapat bercampur dengan air, dengan etanol 95% p, dan dengan kloroform p. Larut dalam 6 bagian eter p, tidak dapat bercampur dengan eter, minyak tanah dan dengan minyak lemak.
PH stabilitas              : 3-6
PH larutan                 : -
Titik didih                 : 188ºC
Titik leleh                  : -59 ºC
Stabilitas                    : Pada suhu dingin, propilen glikol stabil di tempat tertutup, tetapi pada suhu tinggi dan terbuka cenderung mudah teroksidasi menghasilkan produk seperti propional dehida, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Propilen glikol stabil bila dicampur etanol 95%, gliserin/air.
 Inkompatibel              : Propilen glikol tidak sesuai dengan reaksi pengoksidasi seperti kalium permanganat
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Sifat khusus                 : viskositas 58,1 Mpas (58,1 cp) pada suhu 20
  Densitas 1038 g/cm3 pada suhu  20

3.3  Na Benzoat (Anonim, 1995) (Rowe et al., 2009)
Pemerian                          :  Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara.
Nama Lain                       : Sodium benzoat
Struktur Kimia                 :




Nama Kimia                    : Natrium benzekarboksilat
Rumus Molekul               : C7H5NaO2
Berat Molekul                  : 144,11
Kelarutan                         : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih. Mudah larut dalam etanol 90%.
pH larutan                        : 8
pH stabilitas                     : 2-5
Titik Didih                       : -
Titik Leleh                       : -
Wadah dan Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk serta kering
Stabilitas                          : Larutan yang mengandung air dapat disterilkan dengan autoclaving atau penyaringan.
Inkompatibilitas               : dengan gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam logam berat yang mengandung perak dan merkuri.
Sifat Khusus                    : Zat pengawet
Koefisien Partisi              : -

3.4  Saccharin Sodium (Anonim, 1995) (Rowe et al., 2009)
Pemerian                          :  serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau aromatic lemah; memiliki rasa manis dengan rasa agak pahit setelah beberapa waktu.
Nama Lain                       : Saccharin natrium
 Nama Kimia                   :  1,2- Benzisothiazol-3(2H)-satu 1,1- dioksida
Struktur Kimia                 :





Rumus Molekul               : C7H4 HNaO2 S
Berat Molekul                  : 205,16
Kelarutan                         : Agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol mudah larut dalam ammonia encer.
pH Larutan                      : 6,6
pH Stabilitas                    : 2-6,6
Titik Leleh                       : -
Titik Didih                       : Terdekomposisi selama pemanasan
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas                           : Stabil dalam rentang kondisi normal dalam formulasi. Hanya saja ketika dalam kondisi suhu tinggi (125ºC) dengan pH rendah <2, maka selama lebih dari 1 jam akan terjadi dekomposisi.
Inkompatibilitas               : Tidak mengalami pencoklatan maillad
Sifat Khusus                    : -
Koefisien Partisi              : -
3.5  Xylitol (Rowe et al., 2009)
Pemerian                          : Berwarna putih, granul, tidak berbau, rasa manis, memberikan sensasi dingin.
Nama lain                        : Xylitolum
Nama kimia                     : Xylo-pentane-1,2,3,4,5-pentol
Struktur kimia                 :




Rumus Molekul               : C5H12O5
Berat molekul                  : 152,15
Kelarutan                         : Mudah larut dalam air
pH Larutan                      : 5-7
Titikdidih / leleh              : - / 92-96
Stabilitas                          : Stabil terhadap panas tetapi sedikit higroskopis
Inkompatibilitas              : Tidak kompatibel dengan agen pengoksidator
Penyimpanan                   : Simpan ditempat yang kering dan terlindung dari cahaya

3.6  Etanol (Anonim, 1979) (Rowe et al., 2009)
Pemerian                          : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
Nama lain                        : Alkohol, etil alkohol, etil hidroksida
Nama kimia                     : natrium benzekarboksilat
Struktur kimia                 :


Rumus Molekul               : C2H6O
Berat molekul                  : 46,07
Kelarutan                         : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan eter p
pH stabil                          : -
Titikdidih / leleh              : 78,5
Stabilitas                          : Larutan etanol stabil dengan autoklaf, atau filtrasi dengan harus disimpan di tempat sejuk
Inkompatibilitas              : Dalam kondisi asam, etanol bereaksi dengan oksidator. Tambahan alkali dapat mengurangi warna dan aldehida, inkompatibel dengan konten aluminium dan beberapa obat
Penyimpanan                   : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan njauh dari nyala api
Sifat khusus                     : Dapat mengiritasi mata dan membran mukosa

3.7  FD & C Red (MSDS, 2016)
Pemerian                          : Bahan cair; berwarna merah
Nama lain                        : -
Nama kimia                     : -
Struktur kimia                 : -
Rumus Molekul               : -
Berat molekul                  : -
Kelarutan                         : larut dalam air dingin dan etanol
pH stabil                          : -
Titikdidih / leleh              : - / Terdekomposisi
Stabilitas                          : Tidak menunjukkan reaktivitas dengan air
Inkompatibilitas              : Agen pengoksidasi
Penyimpanan                   : Dalam wadah tertutup rapat, kering, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan dijauhkan dari panas tinggi.
Sifat khusus                     : -

3.8  Raspberry (MSDS, 2016)
Pemerian                          : Cairan berwarna merah gelap
Nama lain                        : -
Nama kimia                     : -
Struktur kimia                 : -
Rumus Molekul               : -
Berat molekul                  : -
Kelarutan                         : -
pH Larutan                      : 2,9
Titikdidih / leleh              : -
Stabilitas                          : Tidak menunjukkan reaksi yang signifikan dengan air
Inkompatibilitas              : -
Penyimpanan                   : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering
Sifat khusus                     : -
Koefisien partisi              : -

3.9  Aquadest (PubChem, 2016) (Anonim, 1979)
Pemerian                          : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa
Nama Lain                       : Aqua, aqua purificata
Struktur Kimia                 :


Nama Kimia                    : Dihidrogen oksida
Rumus Molekul               : H2O
Berat Molekul                  : 18,02
Kelarutan                         : -
pH                                    : 7
Titik Didih                       : 100◦C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas                          : Stabil dalam semua kondisi fisik (es, cair, uap).
Inkompatibilitas               : Dalam formulasi, air dapat bereaksi dengan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis.
Sifat Khusus                    : -
Koefisien Partisi             : -

(Anonim, 1973)
(Anonim,1995) (Rowe et al., 2009)
(PubChem, 2016), (MSDS, 2016)

4.
Formulasi dan Rasionalisasi Formula
4.1 Formula
Bahan
% yang digunakan
Rentang
Fungsi
Paracetamol
120 mg/5 ml
   -
Bahan Aktif
Propilenglikol
10-20 %
14 %
Pelarut
Na benzoat
0,3 %
      0,1-0,5 %
Pengawet
Xylitol
10 %
-
Pemanis
Saccharin Sodium
0,075-0,5 %
0,1 %
Pemanis
Etanol 95 %
5-10 %
5 %
Pelarut
FD & C Red
q.s
-
Pewarna
Perasa Raspberry
q.s
-
Perasa
Air
81 %
-
Pelarut

4.2 Rasionalisasi Formula
-          Pelarut yang digunakan untuk melarutkan paracetamol sebanyak 5 ml yang terdiri dari alkohol (etanol 95 %) dan propilenglikol 14 % yang ditambahkan dengan aquadest. Digunakan pelarut campur karena eliksir merupakan larutan hidroalkohol sehingga menggunakan pelarut alkohol (etanol) dan air. Digunakan propilenglikol untuk meningkatkan kelarutan dari bahan aktif dan membuat sediaan stabil.
-          Ditambahkan Na benzoat karena sediaan eliksir paracetamol merupakan larutan, sehingga mudah ditumbuhi oleh mikroba. Na benzoat digunakan sebagai antimikroba atau pengawet.
-          Digunakan pemanis Xylitol karena Xylitol memiliki tingkat kemanisan yang sama dengna sukrosa sehingga dapat digunakan untuk menggantikan sukrosa pada eliksir paracetamiol.
-          Perasa yang digunakan dalam sediaan eliksir paracetamol ini adalah raspberry q.s yang ditambahkan sesuai kebutuhan untuk meningkatkan akseptabilitas.
-          Pewarna yang digunakan FD & C Red q.s untuk meningkatkan akseptabilitas dan menyesuaikan perasa raspberry yang digunakan.
-          Digunakan pemanis yang lain yaitu saccharin sodium sebanyak 0,1% berdasarkan rentang pada HOPE yaitu sebagai oral solution 0,075-0,5%.
-          Alasan kenapa digunakan 2 pemanis yaitu xylitol dan saccarin sodium adalah selain digunakan untuk menutupi rasa pahit pada sediaan elixir, juga digunakan untuk menutupi rasa yang memabukkan (nauseous) pada sediaan karena penggunaan etanol.

5.
Perhitungan
Jumlah sediaan yang akan dibuat 5 botol dan total sediaan berjumlah 300 ml
Uji volume terpindahkan 1 botol = 60-61 ml
Uji volume terpindahkan 5 botol = 300-305 ml
Volume tiap botol = 60 ml

5.1  Paracetamol (120 mg/5 ml)
1 botol = 
Dilebihkan 2%
Untuk 5 botol = 5 x 1468,9 mg = 7344 mg
5.2  Propilenglikol (14%)
 
1 botol = 
Dilebihkan 2%  Ã 44,55 gram
Untuk 5 botol = 5 x  = 42,84 ml
5.3  Etanol (5%)
 
1 botol = 
Dilebihkan 2%
Untuk 5 botol = 5 x  = 15,3 ml à 12,39 gram
5.4  Air  (81%)
 
1 botol = 
Dilebihkan 2%
Untuk 5 botol = 5 x  = 247,86 ml
5.5  Na benzoat (0,3%)
Untuk 1 botol =
Dilebihkan 2%
Untuk 5 pot = 5 x 0,1836 gram = 0,918 gram
5.6  Saccharin Sodium (0,1%)
Untuk 1 botol =
Dilebihkan 2%
Untuk 5 pot = 5 x 0,0612 gram = 0,306 gram
5.7  Xylitol (10%)
Untuk 1 botol =
Dilebihkan 2%
Untuk 5 pot = 5 x 6,12 gram = 30,6 gram

Berdasarkan HOPE :
-          Xylitol larut dalam 1,6 bagian air
 
-          Saccharin sodium larut dalam 1,2 bagian air
 
-          Na benzoat larut dalam 1,8 bagian air
Total pelarut dalam 5 botol :
Air untuk melarutkan bahan =
 Total air : 50,9796 ml (air) + 15,3 ml (etanol) + 42,84 ml (propilenglikol)
= 109,1196 ml
Sisa air = 247,86 ml - 109,1196 ml = 138,7404 ml

# Perhitungan Kd pelarut campur
·         1 bagian paracetamol larut dalam 7 bagian etanol, dalam formulasi paracetamol 120 mg/5 ml x 60 ml = 1440 mg
·         Untuk melarutkan paracetamol butuh alkohol = 1,44 g x 7 = 10,08 ml
·         Air yang dibutuhkan 60 ml – 10,08 ml = 49,92 ml
·         Fraksi alkohol =  
·         Fraksi air = 
{ Kd pelarut campur = Kd cat terlarut (paracetamol) }
Kd PCT = 
=
= 4,2 + 66,56 = 70,76
Kd Etanol = 25 ; Kd PG = 32,1 ; Kd Air = 80
Kd Pelarut Campur =
70,76 =
70,76 = 1,25 + 32,1x + 76-80x
47,9x = 6,49
x = 0,14
Propilenglikol = x à Propilenglikol = 0,14 = fpg  = 14%
Etanol = 5%
fair = 0,95 – x = 0,95 – 0,14 = 0,81
fair = 81%


6.
Penimbangan
Nama Bahan
Volume
1 Botol (60ml)
5 Botol (305ml)
Paracetamol
120 mg
1440 mg
7,344 mg
Propilen glikol
0,7 ml
8,4ml
42,84 ml =    44,55 g
Etanol
0,25 ml
3 ml
15,3 ml = 12,39 g
Na Benzoat

18 mg
0,918 mg
Xylitol

6 g
30,9 g
Saccharin sodium

60 mg
0,306 g
Air
4,05 ml
48,6 ml
247,86 ml
Perasa Rasberry

q.s
q.s
FD & C Red

q.s
q.s






8.
Uji Mutu Sediaan Farmasetika Sediaan Akhir
     8.1  Evaluasi Organoleptik
Prinsip                        :Menguji bau, warna, dan rasa menggunakan alat indera.
Tujuan                       :Untuk mengetahui kesesuaian produk akhir dalam hal bau, rasa, dan warna dengan bahan-bahan yang digunakan dalam proses formulasi.
Metode                       : -  Bau : membandingkan bau dari produk akhir apakah sesuai dengan bahan pemberi aroma yang digunakan.
-     Rasa : membandingkan rasa dari produk akhir apakah sesuai dengan perasa yang digunakan.
-     Warna : mengamati warna dari produk akhir, apakah sesuai dengan bahan pewarna yang digunakan.
Penafsiran Hasil        :Bau aroma rasberry, rasa manis, dan warna merah harus sesuai dengan pewarna,  aroma, dan perasa yang ditambahkan pada sediaan.

8.2  Evaluasi Kejernihan
Prinsip                        :Membandingkan kejernihan produk akhir dengan akuades atau pelarut yang digunakan.
Tujuan                       :Untuk mengetahui kejernihan larutan dan mengetahui apakah masih ada bahan-bahan yang belum terlarut.
Metode                       :Dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan larutan pembanding hingga tabung reaksi terisi tepat 40 mm.
Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit dengan latar belakang
hitam. Pengamatan dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi tegak
lurus ke arah bawah tabung.
Penafsiran Hasil        :Suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihan sama dengan air atau pelarut yang digunakan.
8.3 Evaluasi pH
Prinsip                        :Diukur menggunakan alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya.
Tujuan                       :Untuk mengetahui pH dari produk akhir dan membandingkannya dengan pH teoritis.
Metode                       :Pengukuran dilakukan pada suhu 250 ± 20, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Skala pH ditetapkan dengan persamaan : pH = pHs + [(E – Es)/k]. E dan Es = potensial terukur dengan sel galvanik.pHs = larutan dapar untuk pembakuan yang tepat.k = perubahan dalam potensial per perubahan unit dalam pH.
Penafsiran Hasil        :Harga pH 3,8 – 4,0  dilihat dari yang tertera pada potensiometer/pH meter.

8.4 Evaluasi Bobot Jenis
Prinsip                        :Mengukur bobot jenis menggunakan piknometer.
Tujuan                       :Untuk mengetahui bobot jenis produk akhir dan membandingkannya dengan bobot jenis teoritis.
Metode                       :Digunakan piknometer bersih, kering, dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru dididihkan, pada suhu 250 C. Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 200 C, masukkan ke dalam piknometer. Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 250 C, buang kelebihan zat uji dan timbang. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang telah diiisi.
Penafsiran Hasil        :[(Bobot piknometer kosong + sampel) – bobot piknometer] / [(Bobot piknometer kosong + air) – bobot piknometer]

8.5 Uji Volume Terpindahkan
Prinsip                        :Mengukur volume sediaan larutan dari masing-masing botol di gelas ukur, apakah memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket.
Tujuan                       :Untuk mengetahui ketepatan volume akhir, apakah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau tidak.
Metode                       :Dituang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur, dituang secara hati-hati untuk menghindarkan terbentuknya gelembung udara dan didiamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah bebas dari gelembung udara, diukur volume tiap larutan.
Penafsiran Hasil        :Jika telah bebas dari gelembung udara. Volume rat-rata dari iap wadah tidak kurang dari 100% dari volume yang ada pada etiket dan tidak lebih dari satu wadah yang volumenya kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket.

8.6 Uji Viskositas
Prinsip                        :Penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan untuk mengalir melalui kapiler.
Tujuan                       :Mengetahui viskositas produk akhir.
Metode                       :Isi tabung dengan sejumlah minyak tertentu. Atur meniskus cairan dalam tabung kapiler hingga garis graduasi teratas dengan bantuan tekanan / pengisapan. Buka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir bebas ke dalam wadah melawan atmosfir. Catat waktu dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler.
Penafsiran Hasil        :Hasil viskositas adalah waktu yang tercatat dalm detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas hingga batas bawah dalam tabung kapiler sebagai dt, kemudian dimasukkan dalam rumus : k = v / dt. Dimana, k = konstanta viskosimeter; v = kekentalan cairan yang diketahui dalam sentipoise.
Jenis Uji
Spesifikasi
Hasil
Uji Kejernihan
Jernih
Kejernihan : ++
+++ : jernih
++ : sedikit jernih
+ : tidak jernih
Uji pH
3,8 – 4,0
pH sediaan : 3,99
Uji Organoleptik
Warna : merah
Bau : aroma rasberry
Rasa : manis
Konsistensi : encer
Warna : merah
Bau : aroma rasberry
Rasa : manis
Konsistensi : encer



9.
Tabel Data Pengamatan

NO
PERLAKUAN
HASIL
1
Disiapkan alat dan bahan
Alat sudah tercuci bersih
2
Kalibrasi beaker glass 23,868mL (PG), 49 mL (xylitol), 1 mL (saccharin sodium), 2 mL (Na Benzoat), 306 mL (total sediaan)
Beaker glass dikalibrasi 23,868mL (PG), 49 mL (xylitol), 1mL (saccharin sodium), 2 mL (Na Benzoat), 306 mL (total sediaan)
3
Ditimbang paracetamol 7,344 g
Diperoleh paracetamol 7,344 g
4
Ditimbang Na Benzoat 0,918 g
Diperoleh Na Benzoat 0,918 g
5
Ditimbang xylitol 30,6 g
Diperoleh xylitol 30,6 g
6
Ditimbang saccharin sodium 0,306 g
Diperoleh saccharin sodium 0,306 g
7
Ditimbang etanol 12,39 g
Diperoleh etanol 12,39 g
8
Ditimbang propilenglikol 44,55g
Diperoleh propilenglikol 44,55 g
9
Diambil propilenglikol sebanyak 44,55 g lalu dilarutkan dalam etanol sebanyak 12,3 g
Didapatkan campuran pelarut dengan visual putih bening
10
Dilarutkan saccharin sodium 0,306 g kedalam air
Diperoleh saccharin sodium larut sepenuhnya di dalam air
11
Dilarutkan Na Benzoat 0,918 g kedalam air 2 mL
Diperoleh Na Benzoatlarut di dalam air
12
Dilarutkan xylitol 30,6 g kedalam air 49 mL, diaduk ad larut
Diperoleh xylitol larut sepenuhnya di dalam air
13
Ditambahkan sedikit demi sedikit paracetamol kedalam campuran etanol & PG sambil diaduk ad larut dan homogen di dalam beaker glass 306 mL
Diperoleh paracetamol yang telah larut di dalam campuran etanol & PG dalam beaker glass 306 mL
14
Campuran paracetamol + etanol + PG ditambahkan dengan campuran larutan Na Benzoat + saccharin sodium + xylitol sedikit demi sedikit sambil diaduk ad larut & homogen
Diperoleh campuran yang telah larut dan homogen
15
Ditambahkan perasa raspberry q.s
Diperoleh larutan yang manis
16
Ditambahkan pewarna FD&C Red q.s
Diperoleh larutan berwarna merah muda
17
Ditambahkan air sampai tanda batas dan diaduk ad homogen
Diperoleh larutan yang telah homogen
18
Dilakukan uji lalu dimasukkanke dalam botol dan wadah
Eliksir telah berada di dalam botol dan wadah



10.
Pembahasan
Berdasarkan pembuatan eliksir Paracetamol 120mg/5mL, didapatkan hasil berupa, pada uji organoleptik, warna eliksir yang terjadi adalah merah muda – bening,  karena pewarna yang digunakan adalah FD & C Red yang berwarna merah. Rasa manis lama-lama agak pahit dengan sedikit rasa Rasberry. Rasa manis berasal dari pemanis yang digunakan yaitu xylitol dan saccharin sodium, sedangkan munculnya sedikit rasa pahit adalah berasal dari adanya Paracetamol yang digunakan sebagai bahan aktif dalam sediaan eliksir. Bau yang dihasilkan sesuai dengan perasa yang digunakan yaitu rasberry. Sediaan eliksir paracetamol memiliki konsistensi yang encer. Hasil uji organoleptik ini tetap tidak ada perubahan, artinya sediaan eliksir stabil secara organoleptik.
Untuk uji pH didapatkan hasil pH eliksir yaitu 3,99. Hasil ini sesuai dengan spesifikasinya yaitu pH pada rentang 3,8-4,0. Rentang pH tersebut diperoleh dari rentang pH antimokroba yang digunakan yaitu Na Benzoat antara 2,5 – 4,0 serta dari pH bahan aktif 3,8-6,1. Untuk memperoleh pH sesuai rentang dilakukan test pH, dimana pH awal eliksir adalah 6,88 atau pH netral. Agar mencapai rentang pH yang diinginkan yaitu pH asam (3,8 – 4,0) maka dilakukan penambahan asam sitrat sehingga pH sediaan eliksir semakin turun dan bedara pada rentang pH yang diinginkan.
Selanjutnya uji kejernihan, sediaan eliksir paracetamol yang dibuat memiliki tingkat kejernihan (++) yaitu sedikit jernih dengan spesifikasi (+++) jernih (++) sedikit jernih dan (+) tidak jernih. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat melarutkan paracetamol pada pelarut campur etanol dan propilen glikol dalam keadaaan terbuka sehingga kemungkinan ada sebagian etanol yang menguap, dengan kata lain tidak sebanyak 5% etanol yang digunakan untuk melarutkan paracetamol. Hal tersebut menyebabkan pada sediaan masih terdapat partikel-partikel kecil. Kemudian, dilakukan pengadukan terus-menerus yang menghasilkan sediaan eliksir menjadi sedikit jernih dengan sedikit sekali partikel paracetamol yang tertinggal.

11.
Kesimpulan
Dalam praktikum ini dibuat dalam sediaan Eliksir, yaitu Eliksir Paracetamol.  Formula dari eliksir ini adalah Paracetamol 120mg/5ml sebagai bahan aktif (obat). Propilen glikol 14%, Etanol 5% dan sebagian air sebagai pelarut campur. Na Benzoat 0,3% sebagai pengawet (antimikroba). Sakarin Natrium 0,1% dan Xylitol 10% sebagai pemanis dalam sediaan eliksir paracetamol ini. FD & C Red sebagai pewarna sediaan dan Raspberry sebagai perasa sediaan Paracetamol. Dari evaluai yang dilakukan selama satu minggu, eliksir Paracetamol dengan formula tersebut stabil, karena dari segi organoleptis (warna: merah; bau : raspberry; rasa : manis), konsistensi (sedikit encer), kejernihan (jernih), dan pengujian pH dari sediaan tersebut adalah 3,99 (masih dalam rentang pH stabilitas).  Evaluasi yang dilakukan diperoleh hasil yang konstan dari hasil akhir hingga sediaan diamati selama 1 minggu. Penggunaan pemanis dan pengawet mempengaruhi stabilitas sediaan eliksir karena pH dari bahan tambahan (pemanis  maupun pengawet) dapat mengubah pH larutan sehingga mempengaruhi kestabilan dari sediaan. Oleh karena itu dalam pembuatan eliksir Paracetamol dilakukan adjust pH agar sediaan eliksir Paracetamol tetap stabil (pH dalam rentang stabilitas).


12.
Daftar Pustaka
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI Press.
Anonim, 1973. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta ; Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim, 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta ; Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Connors, K. A., Amidon, G. L. and Stella, V. J. 1986. Chemical Stability of Pharmaceutical, New York : John Willey and Sons.
PubChem, 2016. Aquadest.  https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses tanggal 13 maret 2016.
Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn. 2009. Pharmaceutical Design. London : Pharmaceutical Press.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar