LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI STERIL
SEDIAAN INJEKSI
ATROPIN SULFAT 0,1%
KELOMPOK 1
MARIKA MAULUDIYAH (145070500111007)
ADIBAH NUR MAISAROH (145070501111003)
NADIA KHANSA’ (145070501111013)
ADISTI MEGA PUTRIANAH (145070501111023)
WINFIKA WIBISONO PUTRI (14507050111102 )
WARDAH AZ ZAHRAH (145070507111003)
AGUNG PEBRIAN RAMADANI (145070507111007)
MARIKA MAULUDIYAH (145070500111007)
ADIBAH NUR MAISAROH (145070501111003)
NADIA KHANSA’ (145070501111013)
ADISTI MEGA PUTRIANAH (145070501111023)
WINFIKA WIBISONO PUTRI (14507050111102 )
WARDAH AZ ZAHRAH (145070507111003)
AGUNG PEBRIAN RAMADANI (145070507111007)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
I.
TUJUAN
1.
Mahasiswa
mampu merancang formula sediaan injeksi volume kecil
2.
Mahasiswa
mampu melakukan perhitungan tonisitas
3.
Mahasiswa
mampu membuat dan melakukan sterilisasi sediaan injeksi volume kecil
4.
Mahasiswa
mampu melakukan dan menginterpretasikan hasil evaluasi sediaan injeksi volume
kecil
II.
KEKUATAN SEDIAAN
Kekuatan
sediaan injeksi Atropin Sulfat per 10 ml adalah 0,1 %
III. TEORI
DASAR
IV. DESKRIPSI
ZAT BAHAN AKTIF
V.
FORMULA DAN RASIONALISASI FORMULA
5.1 Formula
Nama
Bahan
|
Yang
Digunakan
|
Fungsi
Bahan
|
Sterilisasi
|
Atropin
Sulfat
|
0,1 % (w/v)
|
Bahan Aktif
|
Autoklaf
|
Benzyl
Alkohol
|
1%
|
Preservative
|
Autoklaf/Filtrasi
|
NaCl
|
q.s
|
Osmolizing Agent
|
Autoklaf/Filtrasi
|
Asam
Sitrat
|
q.s
|
Buffer
|
Autoklaf
|
Water
for injection
|
Ad 10 mL
|
Pelarut
|
Autoklaf
|
5.2 Rasionalisasi Formula
Dalam formula ini bahan aktif yang digunakan adalah
atropin sulfat. Atropin sulfat merupakan obat yang berkhasiat dengan
farmakologi sebagai antikolinergik. Sediaan dibuat dalam bentuk injeksi,
injeksi atropin sulfat merupakan sediaan steril atropin sulfat dalam pelarut
water for injection. Dalam formula ini kekuatan sediaan yang digunakan yaitu
0,1 %, berarti dalam tiap mL terdapat 1 mg atropin sulfat.
Benzyl alkohol dalam formula ini digunakan sebagai
preservative karena dalam formula ini akan dibuat dalam multi dose (sediaan).
Benzyl alkohol dapat digunakan dalam sediaan parenteral dengan konsentrasi
hingga 2 %. Konsentrasi yang biasa digunakan adalah 1 %. Dalam formula ini
benzyl alkohol yang digunakan adalah 1 % w/v untuk mencegah adanya mikroba
dalam penyimpanan.
NaCl merupakan agen osmolaritas, dalam formula ini
digunakan NaCl agar tekanan osmolaritas sediaan dan cairan dalam tubuh setara.
Salah satu syarat sediaan injeksi adalah isotonis sehingga perlu penyesuaian
tekanan osmolaritas/tonisitas. Penggunaan NaCl dalam formula disesuaikan dengan
perhitungan tonisitas sediaan sehingga nantinya akan diketahui jumlah NaCl yang
perlu ditambahkan agar sediaan isotonis.
Asam sitrat digunakan untuk mengadjust pH menjadi sedikit
asam, sebab atropine sulfat tidak stabil dalam pH basa. Konsentrasi asam sitrat
yang digunakan tidak terlalu banyak, pH yang diharapkan yaitu 3,5 – 4.
Water for injection adalah pelarut untuk melarutkan
seluruh bahan sebab seluruh bahan larut dalam air. WFI merupakan pelarut khusus
yang digunakan dalam pembuatan sediaan parenteral.
VI. PERHITUNGAN
5.1 Jumlah
sediaan yang akan dibuat
- Evaluasi sterilitas 4
unit
- Uji pH 1
unit
- Uji Pirogenitas 1
unit
- Uji kejernihan larutan 1
unit
- Uji kebocoran wadah 1
unit
- Uji keseragaman bobot 3
unit
- Penetapan volume injeksi 1 unit
- Uji partikulat 3
wadah
5.2 Perhitungan
tonisitas
VII. PENIMBANGAN
Penimbangan
|
||
10 ml (1 vial)
|
55 ml (1 batch)
|
|
Atropin
sulfat
|
10 mg
|
55 mg
|
Benzyl
alkohol
|
0,1 ml
|
0,55 ml
|
Asam
sitrat
|
q.s.
|
q.s.
|
NaCl
|
71,6 mg
|
393,8 mg
|
WFI
|
Ad 10 ml
|
Ad 55 ml
|
VIII. KEBUTUHAN
ALAT DAN JUMLAHNYA
Alat
|
Jumlah
|
Metode
sterilisasi
|
Vial
|
5
|
Panas basah
|
Beaker glass 250
|
2
|
Panas
basah
|
Kertas perkamen
|
5
|
-
|
Gelas ukur 10 ml
|
1
|
Panas
basah (tidak disterilisasi)
|
Gelas ukur 100 ml
|
1
|
Panas basah (tidah disterilisasi)
|
Batang pengaduk
|
2
|
Oven
|
Beaker glass 100 ml
|
2
|
Panas basah
|
Pipet tetes
|
1
|
Panas
basah
|
Mikropipet
|
1
|
Panas basah
|
Tips
|
2
|
Panas
basah
|
Spuit dan jarum
|
1
|
Panas basah
|
Autoklaf
|
1
|
-
|
IX. METODE
STERILISASI
Pada praktikum pembuatan sediaan injeksi volume
kecil digunakan metode sterilisasi akhir dikarenakan metode ini lebih efisien,
cepat, dan aman, serta dapat digunakan pada produk tahan panas. Bahan bahan
yang digunakan dalam percobaan ini termasuk bahan-bahan yang tahan terhadap
pemanasan sehingga dapat menggunakan metode sterilisasi akhir dalam proses
sterilisasi percobaan. Hasil uji mutu farmasetik sediaan injeksi yang telah
dilakukan didapatkan hasil uji kejernihan, pH, dan kebocoran wadah yang telah
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan pada masing-masing uji tersebut.
Namun pada uji evaluasi volume injeksi didapatkan hasil yang kurang sesuai
dengan interpretasi hasil yang diharapkan dikarenakan pada saat proses
pengambilan sediaan di dalam botol vial menggunakan syringe masih terdapat sediaan yang sulit terambil oleh syringe sehingga menyebabkan volume yang terambil
kurang dari volume yang diharapkan.
X.
PROSEDUR KERJA
XI. UJI
MUTU FARMASETIK SEDIAAN
11.1
Uji partikulat
dalam injeksi
·
Tujuan : Untuk memastikan tidak adanya partikulat dalam
sediaan injeksi
·
Prinsip :Uji
memerlukan alatperhitungan elektronit partikel pengotor yang dilengkapi sensor
cahaya redup
·
Metode: Dilakukan penetapan alat – alat pada ukuran 10 – 15
mikropipet. Dicampur larutan uji dengan membalikkan 25 kali dalam 10 detik.
Udarakan dengan ultrasonikasi ringan selama 30 detik atau dengan membiarkan
selama 2 menit. Kemudiaan tutup dilepaskan. Isi wadah diaduk. Ambil contoh
langsung dari wadah tiap kali berturut – turut setiap kali 7,5 ml. Diulangi
prosedur yang sama dengan blangko.
11.2
Uji Penetapan volume injeksi dalam wadah
·
Tujuan : Untuk
menentukan volume injeksi dalam wadah
·
Prinsip : Sediaan
injeksi yang sudah dalam wadah diukur kembali volumenya menggunakan gelas ukur
kering
·
Metode : Dipilih salah satu wadah, diambil isi tiap wadah
dengan jarum suntik hipodermik kering. Dipindahkan dalam gelas ukur kering
tanpa mengosongkan bagian jarum
·
Penafsiran hasil
:
40 % - 100%
11.3
Uji pirogen
·
Tujuan : Untuk
membatasi resiko reaksi demam akibat bahan pirogen\
·
Metode : Digunakan kelinci dewasa. Pengukuran dilakukan
meliputi kenaikan suhu setelah pemberiaan larutan uji. Uji dilakukan diruangan
khusus
·
Penafsiran hasil :Kelinci tidak mengalami penurunan / kenaikan suhu
11.4
Uji kejernihan
larutan
·
Tujuan : Untuk mengetahui bahwa larutan benar – benar jernih
·
Metode : Pemeriksaan dilakukan secara visual dibawah
penerangan cahaya yang baik dan berlatar belakang hitam
·
Penafsiran hasil
:
Sediaan jernih
11.5
Uji keseragaman
bobot dan volume
·
Tujuan : Untuk memastikan dan menentukan kadar bobot dalam
sediaan sama
·
Prinsip : Bobot diukur dengan piknometer, volume diukur dengan
gelas ukur
·
Penafsiran hasil
11.6
Uji kebocoran
wadah
·
Tujuan : Untuk memastikan tidak adanya kebocoran pada wadah
sediaan
·
Prinsip : Memasukkan sediaan beserta wadahnya dalam wadah yang
berisi metilen blue
·
Metode : Sediaan yang sudah disterilkan dimasukkan wadah
berisi metilen blue, jika terdapat warna biru maka terjadi kebocoran atau wadah
di balik. Jika cairan keluar dari wadah maka terjadi kebocoran
·
Penafsiran hasil
:
Tidak ada kebocoran pada wadah
11.7
Uji pH
·
Tujuan : Menentukan pH sediaan
·
Prinsip : Pengukuran pH dengan
menggunakan pH meter
·
Metode : Penetapan pH dilakukan dengan
menggunakan kertas pH meter yang dicelupkan
pada sediaan. Warna dari kertas pH akan menunjukkan
pH sediaan
·
Penafsiran hasil : pH 3,5 – 4,5
XII. TABEL
PENGAMATAN DAN TABEL HASIL UJI
12.1
Tabel Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Alat dan bahan
dipersiapkan
|
Alat dan bahan
telah siap
|
2.
|
Beaker glass
ditara 55 ml
|
Beaker glass
telah ditara 55 ml
|
3.
|
Botol vial
ditara 10 ml
|
Botol vial
telah ditara 10 ml
|
4.
|
Beaker glass
diisi dengan kapas dan dibungkus kertas roti
|
Diperoleh
beaker glass yang telah dibungkus
|
5.
|
Alat-alat yang
akan digunakan dalam proses sterilisasi injeksi dibungkus
|
Alat-alat
telah dibungkus
|
6.
|
Alat-alat
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 oC
|
Alat-alat
telah disterilkan
|
7.
|
Bahan-bahan
dipersiapkan
|
Diperoleh
bahan-bahan yang siap untuk ditimbang
|
8.
|
Atropin sulfat
ditimbang sebanyak 55 mg
|
Diperoleh
atropin sulfat 55 mg
|
9.
|
NaCl ditimbang
393,8 mg
|
Diperoleh NaCl
393,8 mg
|
10.
|
Atropin sulfat
dimasukkan ke dalam beaker glass dan dilarutkan dengan WFI
|
Atropin sulfat
terlarut dalam WFI
|
11.
|
Benzyl alkohol
diambil sebanyak 550 µL dengan mikropipet
|
Didapat 550 µL
benzyl alkohol
|
12.
|
Benzyl alkohol
dilarutkan dalam larutan atropin sulfat
|
Benzyl alkohol
terlarut dalam larutan atropin sulfat
|
13.
|
(12) +
ditambah NaCl
|
NaCl terlarut
dalam larutan Atropin sulfat dan Benzyl alkohol
|
14.
|
(13) +
ditambah WFI hingga ± 50 ml
|
Diperoleh
larutan ± 50 ml
|
15.
|
(14) + diuji
pH menggunakan kertas pH
|
Diperoleh pH 6
|
16.
|
(15) +
diadjust dengan asam sitrat 5% 0,75 ml (15 tetes)
|
Diperoleh pH 4
|
17.
|
(16) +
ditambahkan WFI hingga tanda batas
|
Diperoleh
larutan injeksi Atropin Sulfat
|
18.
|
(17)
dimasukkan dalam botol vial @10 ml
|
Diperoleh vial
berisi larutan injeksi @10 ml
|
19.
|
Vial ditutup
dan diseal
|
Vial tertutup
dan tersegel
|
20.
|
Vial
dimasukkan autoklaf
|
Vial terdapat
di dalam alat autoklaf
|
21.
|
Autoklaf
dijalankan pad asuhu 121 oC
|
Sediaan
tersterilisasi
|
22.
|
Dilakukan uji
mutu farmasetik lainnya, diantaranya uji kejernihan, volume injeksi, dan kebocoran wadah
|
Diperoleh
hasil uji mutu farmasetik
|
12.2
Tabel Hasil Uji
No.
|
Uji
|
Penafsiran
Hasil
|
Hasil
Uji
|
1.
|
Kejenihan
|
Jernih
|
Jernih (latar belakang hitam)
Jernih (latar belakang putih)
|
2.
|
Volume injeksi
|
10 mL
|
9,2 ml
|
3.
|
pH
|
3,5-4,5
|
4
|
4.
|
Kebocoran wadah
|
Tidak ada kebocoran
|
Tidak ada kebocoran
|
XIII. PEMBAHASAN
XIV. KESIMPULAN
Pada praktikum pembuatan sediaan injeksi volume
kecil digunakan metode sterilisasi akhir dikarenakan metode ini lebih efisien,
cepat, dan aman, serta dapat digunakan pada produk tahan panas. Bahan bahan
yang digunakan dalam percobaan ini termasuk bahan-bahan yang tahan terhadap
pemanasan sehingga dapat menggunakan metode sterilisasi akhir dalam proses
sterilisasi percobaan. Hasil uji mutu farmasetik sediaan injeksi yang telah
dilakukan didapatkan hasil uji kejernihan, pH, dan kebocoran wadah yang telah
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan pada masing-masing uji tersebut.
Namun pada uji evaluasi volume injeksi didapatkan hasil yang kurang sesuai
dengan interpretasi hasil yang diharapkan dikarenakan pada saat proses
pengambilan sediaan di dalam botol vial menggunakan syringe masih terdapat sediaan yang sulit terambil oleh syringe sehingga menyebabkan volume yang terambil
kurang dari volume yang diharapkan.
XV. DAFTAR
PUSTAKA
Rowe,
RC et al. 2009. HOPE 6th.
Pharmaceutical Press. London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar