Laporan Praktikum Teknologi Formulasi Sediaan
Modul
V
Gel Na Diklofenak 1% dan Carbomer
Oleh
:
Marika Mauludiyah 145070500111007
Adibah Nur Maisaroh 145070501111003
Nadia Khansa 145070501111013
Adisti Mega Putrianah 145070501111023
Winfika Wibisono Putri 145070501111035
Wardah Az Zahra 145070507111003
Agung Febrian Ramadani 145070507111007
Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
2016
I.
Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu merancang formula sediaan gel,
mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan gel, serta mahasiswa
mampu menganalisis pengaruh penggunaan gelling agent terhadap stabilitas
sediaan gel.
II.
Dasar Teori
Gel
merupakan sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan (Depkes RI, 1995). Gel pada umumnya memiliki karakteristik yaitu
strukturnya yang kaku. Gel dapat berupa sediaan yang jernih atau buram, polar,
atau non polar, dan hidroalkoholik tergantung konstituennya. Gel biasanya
terdiri dari gom alami (tragacanth, guar, atau xanthan), bahan semisintetis
(misal : methylcellulose, carboxymethylcellulose, atau hydroxyethylcellulose), bahan sintetis
(misal : carbomer), atau clay (misal
: silikat). Viskositas gel pada umumnya sebanding dengan jumlah dan berat
molekul bahan pengental yang ditambahkan (Ansel., 1989).
Gel dapat
dikelompokkan menjadi : lipophilic gels
dan hydrophilic gels.Lipophilic gels (oleogel) merupakan gel
dengan basis yang terdiri dari paraffin cair, polietilen atau minyak lemak yang
ditambah dengan silika koloid atau sabunsabun aluminium atau seng. Sedangkan hydrophylic gels, basisnya terbuat dari
air, gliserol atau propilen glikol, yang ditambah gelling agent seperti amilum,
turunan selulosa, carbomer dan magnesium-aluminum silikat (Gaur et al, 2008).
Berdasarkan sifat
pelarut terdiri dari hidrogel, organogel, dan xerogel. Hydrogel (sering disebut
juga aquagel)merupakan bentuk jaringan tiga dimensi dari rantai polimer
hidrofilik yang tidak larut dalam air tapi dapat mengembang di dalam air.
Karena sifat hidrofil dari rantai polimer, hidrogel dapat menahan air dalam
jumlah banyak di dalam struktur gelnya (superabsorbent) (Voigt., 1994).
Organogel
merupakan bahan padatan non kristalin dan thermoplastic yang terdapat dalam
fase cairan organic yang tertahan dalam jaringan cross-linked tiga dimensi.
Cairan dapat berupa pelarut organic, minyak mineral, atau minyak sayur (Voigt.,
1994).
Xerogel berbentuk
gel padat yang dikeringkan dengan cara penyusutan. Xerogel biasanya
mempertahankan porositas yang tinggi (25%),luas permukaan yang besar (150-900
m2/g), dan ukuran porinya kecil (1-10 nm). Saat pelarutnya dihilangkan di bawah
kondisi superkritikal, jaringannya tidak menyusut dan porous, dan terbentuk
aerogel (Voigt., 1994).
Gelling agent
bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Gom alam dan polimer berfungsi dengan
membentuk lapisan tipis pada permukaan partikel. Pada saat dikempa, partikel
cenderung beraglomerasi. Bahan sangat larut seperti gula, mengikat partikel
bersama dengan membentuk jembatan kristal. Pengikat untuk proses granulasi
basah biasanya dilarutka dalam air atau suatu pelarut biasanya berupa alkohol
dan larutan pengikat digunakan untuk membentuk masa basah/granul. Dalam
pengikatan partikel bersama yang berperan adalah ikatan van der walls dan
ikatan hidrogen. Contoh : mikrokristalin selulosa, gom arab (Nanda., 2008).
Penggunaan
gelling agent dengan konsentrasi yang tinggi mengakibatkan viskositas dari gel
meningkat pula sehingga bisa mengakibatkan gel akan sulitdikeluarkan dari
wadahnya. Temperature yang tinggi pada saat penyimpanan akanmengakibatkan
konsistensi dari basis berubah, misalnya pada hydrogel yang sebagian besar
solvennya berupa air maka temperature yang tinggi akan mengakibatkan sebagian
dari solvennya akan menguap sehingga akan mengakibatkan perubahan pada struktur
gel (Nanda., 2008).
Basis gel sebagian besar berupa polimer – polimer. Gel
merupakan crosslinked system dimana aliran tidak akan terjadi apabila berada
dalam keadaan steady state. Sebagian besar bahan merupakn liquid tetapi gel
memiliki sifat seperti padatan karena adanya ikatan 3 dimensi didalam larutan.
Ikatan ini mengakibatkan adanya sifat swelling dan elastic. Untuk melihat
kerusakan dari struktur gel dapat dilihat dari kekakuan/rigidness dari gel
tersebut. Temperature tinggi dapat mengakibatkan kekakuan dari gel meningkat
oleh karena itu proses penyimpanan dari sediaan bentuk gel harus diperhatikan (Ansel.,
1989).
III.
Deskripsi Bahan Dan Preformulasi Bahan Eksipien
IV. Formula dan Rasionalisasi Formula
4.1. Formula
Nama Bahan
|
Rentang
|
Yang digunakan
|
Fungsi Bahan
|
Na Diklofenak
|
1 %
|
1 %
|
Zat aktif
|
Carbomer
|
0,5-2 %
|
1,5 %
|
Gelling agent
|
Etanol
|
30 %
|
Pelarut
|
|
TEA
|
0,5 %
|
Adjust pH
|
|
Propilen Glikol
|
15 %
|
15 %
|
Humektan
|
Propil Paraben
|
0,01-0,6 %
|
0,5 %
|
Pengawet
|
Aquades
|
Ad 100 %
|
Ad 100 %
|
Pelarut
|
4.2. Rasionalisasi Formula
Formula umum
sediaan gel terdiri dari zat aktif, medium atau fase kontinyu, gelling agent,
pengawet, dan bahan tambahan lain. Pada pembuatan gel sebanyak 5 pot ini dengan
massa formulasi masing-masing pot ditambahkan 10% untuk mencegah terjadinya
kekurangan massa formulasi yang diinginkan pada sediaan akhir. Dalam praktikum
ini Na Diklofenak 1% digunakan sebagai zat aktif. Natrium diklofenak memiliki
kelarutan yang rendah dalam air sehingga digunakan etanol untuk melarutkan
Natrium Diklofenak 1%. Bahan aktif ini memiliki indikasi mengurangi peradangan,
rematik, encok, osteoartrosis, dan rematik non articular dengan cara penggunaan
dioleskan pada bagian yang sakit. Total bobot gel dalam 1 pot adalah 30 gram
sehingga Natrium Diklofenak yang dibutuhkan dalam 1 pot adalah 0,3 gram.
Carbomer pada
formula ini digunakan sebagai gelling agent. Carbomer termasuk ke dalam
hydrogel organik yang memiliki sifat dapat meningkatkan viskositas gel,
konsentrasi yang digunakan yaitu 1,5%. Rentang konsentrasi penggunaan Carbomer berdasarkan HOPE6th
Edition untuk penggunaan topikal yaitu 0,5-2%. Carbomer memiliki sifat
dapat mengembang dengan air atau gliserin, tetapi pada formula ini Carbomer
dikembangkan dengan menggunakan air. Sedangkan TEA (trietanolamin) digunakan
untuk adjusment pH, penggunaan TEA dikarenakan pada sediaan ini digunakan
gelling agent yaitu carbomer dimana Carbomer dapat mengembang pada pH 7. TEA
berfungsi sebagai alkalizing agentyang
dapat meningkatkan viskositas Carbomer atau meningkatkan viskositas gel. Selain itu TEA merupakan basa
lemah sehingga baik digunakan untuk mecegah peningkatan pH secara drastis.
Penggunaan purified water sebagai pelarut sediaan. Etanol digunakan sebagai
pelarut dari bahan yang tidak larut dalam air dan dapat berfungsi sebagai penetration enhancer.
Penggunaan propilen glikol sebagai
humektan yaitu untuk mempertahankan tingkat kandungan air dalam gel dengan
mengurangi penguapan air sehingga gel lebih mudah menyebar. Konsentrasi
propilen glikol yang digunakan adalah 15% sesuai dengan rentang pada HOPE
sebagai humektan pada sediaan topikal. Selanjutnya pengawet yang digunakan
yaitu propil paraben. Berdasarkan HOPE6th Edition,
rentang propil paraben sebagai pengawet yaitu 0,01–0,6%. Pada formula ini
konsentrasi yang digunakan adalah 0,5%.
Penggunaan pengawet dilakukan karena sifat gel dan Carbomer yang mengandung
banyak air dikhawatirkan menjadi tempat pertumbuhan mikroba.
V.
Perhitungan
X. Pembahasan
VI.
Penimbangan
NamaBahan
|
Untuk 30 g (1 pot)
|
Untuk 165 g (1 batch)
|
Na diklofenak
|
0,3 gram
|
1,65 gram
|
Carbomer
|
0,45 gram
|
2,475 gram
|
Etanol
|
9 gram
|
49,5 gram = 62,7 ml
|
PropilParaben
|
0,15 gram
|
0,825 gram
|
PropilenGlikol
|
4,5 gram
|
24,75 gram = 23,8 ml
|
TEA
|
0,15 gram
|
0,825 gram = 1 ml
|
Aquadest
|
15,45 ml
|
81, 5 ml
|
VII.
Skema Kerja
VIII. Uji Farmasetik Sediaan Akhir
8.1 Evaluasi Organoleptis (FI III, hal XXX)
Prinsip: Diamati apakah sediaan yang dibuat
sesuai dengan standar gel
Tujuan : Untuk
dapat mengevaluasi organoleptis sediaan
Metode : Sediaan gel yang dihasilkan akan memiliki bentuk
semisolid, warna bening
dan tidak berbau serta
konsistensinya halus.
1. Bau : mengenali aroma atau bau sediaan gel dengan mencium aroma
sediaan.
2. Warna
: melihat warna dari sediaan gel
3. Bentuk : mengenali bentuk dari sediaan.
4. Konsistensi
: dirasakan konsistensi dari gel
Penafsiran Hasil :
1.
Bau : tidak berbau
2.
Warna : tidak
berwarna (bening)
3.
Bentuk : gel yang
lembut
4.
Konsistensi :
kental (gel)
8.2
Evaluasi Homogenitas
Prinsip : Sebagian sampel diamati pada gelas objek
secara visual
Tujuan : Untuk
mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu gel
Metode: Susunan partikel yang terbentuk dari
sediaan akhir diamati secara visual. Metodenya sampel diambil pada bagian atas,
tengah atau bawah. Sampel diletakkan pada gelas objek dan diratakan dengan
gelas objek lain hingga lapisan tipis terbentuk. Setelah itu susunan partikel
yang terbentuk diamati visual (FI III, Hal 33).
Penafsiran hasil :
Sediaan gel
yang dihasilkan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang sama
di bagian manapun
8.3
Evaluasi Daya Sebar (Moh Anief, 1993)
Prinsip : Uji daya sebar dengan menggunakan
lempeng kaca dan anak timbangan gram
Tujuan: Untuk mengetahui daya sebar gel
Metode: Krim ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada
kaca bundar bagian rengah diatas diberi anak timbangan sebagai beban dan
dibiarkan 1menit. Diameter krim yang menyebar (dengan mengambil panjang
rata-rata diameter dari beberapa sisi), diukur. 50 gram, 100 gram,200 gram,
300gram, 400 gram dan 500 gram digunakan sebagai beban, pada setiap penambahan
beban didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter krim yang menyebar (Ansel,
1989).
Penafsiran Hasil :Daya sebar gel dengan bertambahnya
beban akan bertambah besar pula diameternya.
8.4 Evaluasi Daya Lekat (
Ansel, 1989)
Prinsip : Sampel diukur kecepatan waktu saat
terlepas dari antara dua gelas objek yang diberi beban tertentu.
Tujuan: Untuk mengetahui daya lekat gel
Metode: Sejumlah sampel ±0,25 gram dilekatkan
diantara dua gelas objek kemudian ditekan dengan beban 1kg selama 5 menit.
Setelah itu beban diambil kemudian gelas objek diangkat menggunakan tangan dan
dihitung waktu gelas objek jatuh (terlepas antara keduanya) (Miranti,2009).
Penafsiran Hasil : Sediaan gel memiliki daya lekat
yang tinggi sehingga memberikan efek terapi yang lebih lama.
8.5 Evaluasi pH(
FI edisi IV, 1995)
Prinsip:Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan kertas pH meter
Tujuan :Untuk dapat menentukan pH dari sediaan
Metode : Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH meter. Yakni kertas pH meter dicelupkan ke dalam
sediaan kemudian dicocokkan kertas pH dengan indikatornya sehingga diperoleh pH
akhir.(FI IV, hal. 1039).
Penafsiran hasil : Sediaan krim yang dihasilkan akan
memiliki pH 4,5-6,5
8.6 Freeze trawing( Voight, 1971)
Tujuan
: mengetahui ketidakstabilan sediaan
Prinsip : memberikan
paparan suhu ekstream pada sediaan selama 10 siklus
Metode : sediaan ditempatkan didalam gelas ukur dan ditutup kemudia disimpan
pada kondisi dipaksakan (kondisi dipercepat) yaitu pada suhu yang bergantian
4°C dan 40°C masing-masing selama 3 hari. Volume creaming yang terbentuk
diamati setiap siklusnya
Penafsiran hasil
: sediaan stabil
IX. Data Hasil Percobaan
Tabel
1. Data Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Disiapkan alat dan bahan
|
Didapatkan alat yang siap digunakan
|
2
|
Beaker glass dikalibrasi 23,798 ml; 25 ml; 62,7 ml
|
Didapatkan beaker glass yang telah dikalibrasi
|
3
|
Dididihkan aquadest dalam penangas air, ditutup
alumunium foil
|
Didapatkan aqua calida
|
4
|
(3) dipindahkan dalam beaker glass dengan ditutup
alumunium foil, didinginkan
|
Didapatkan purified water
|
5
|
Disiapkan mortir hangat
|
Didapatkan mortir hangat yang siap digunakan
|
6
|
Ditimbang carbomer sebanyak 2,475 gram dengan
menggunakan timbangan
|
Didapatkan carbomer sebanyak 2,475 gram
|
7
|
Diukur aqua calida sebanyak 25 ml dengan menggunakan
beaker glass yang telah dikalibrasi
|
Didapatkan aqua calida sebanyak 25 ml
|
8
|
(7) dimasukkan dalam mortir hangat
|
Tedapat aqua calidaa dalam mortir hangat
|
9
|
Carbomer ditaburkan sedikit demi sedikit di atas
aqua calida dalam mortir
|
Didapatkan carbomer yang teah ditaburkan merata di
atas aqua calida
|
10
|
(9) didiamkan selama 20 menit hingga carbomer
menjadi bening
|
Didapatkan carbomer yang telah terdispersi dalam
aqua cailida
|
11
|
(10) diaduk ad homogen
|
Didapatkan gelling agent carbomer
|
12
|
Na diklofenak ditimbang sebanyak 1,65 gram
|
Didapatkan Na diklofenak sebanyak 1,65 gram
|
13
|
(12) dilarutkan dalam etanol sebanyak 10 ml
|
Na diklofenak larut
|
14
|
(10) + (12) secara perlahan, aduk ad homogen
|
Didapatkan Na diklofenak dalam gelling agent homogen
|
15
|
Propilen glikol diambil sebanyak 23,798ml dengan
menggunakan beker glass yang telah dikalibrasii
|
Didapatkan proilen glikol sebanyak 23,798 ml
|
16
|
(14) + (15) sedikit demi sedikit aduk ad homogen
|
Didapatkan campuran yang homogen
|
17
|
Propil paraben diitmbang sebanyak 0,825 g
|
Didapatkan propil paraben sebanyak 0,825g
|
18
|
(17) dilarutkan dalam etanol sebanyak 1 ml
|
Didapatkan propil paraben yang larut
|
19
|
(16) + (18) sedikit demi sedikit, diaduk ad homogen
|
Didapatkan campuran yang homogen
|
20
|
(19) ditambahkan sisa etanol , aduk ad homogen
|
Didapatkan campuran yang homogen
|
21
|
(20) ditambahkan aqua purified sebanyak 56.5 ml,
diaduk ad homogen
|
Didapatkan campuran yang homogen
|
22
|
(21) ditambahkan TEA sebanyak 1 ml sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk (ad kental)
|
Didapatkan gel dengan konsistensi kental
|
23
|
(22) dipindahkan ke dalam beaker glas
|
Didapatkan gel dalam beaker glass
|
24
|
(23) distirrer dengan kecepatan 300 rpm selama 10
menit
|
Didapatkan gel yang homogen
|
25
|
(24) dipindahkan dalam pot gel masing-masing 30g
|
Didapatkan gel dalam pot 30g
|
26
|
(25) dilakukan uji farmasetik sediaan akhir
|
Didapatkann hasil uji
|
Tabel 2. Data Hasil Uji
Farmasetik Sediaan Akhir
No
|
Uji
|
Penafsiran Hasil
|
Hasil
|
1
|
Organoleptik
|
Warna: Tidak berwarna
Bau: Tidak berbau
Konsistensi: Kental
Tekstur: Lembut
Sensasi pada kulit: Dingin
|
Warna: Tidak berwarna
Bau: Tidak berbau
Konsistensi: Kental
Tekstur: Lembut
Sensasi pada kulit: Dingin
|
2
|
pH
|
4,5-6,5
|
6,5
|
3
|
Daya Lekat
|
I = 3,6 detik
II = 3,89 detik
III = 3,42 detik
|
|
4
|
Daya Sebar
|
5-7 cm
|
50g = 4,5 cm
100g = 5 cm
150g = 5,5 cm
200g = 5,8 cm
250g = 6,1 cm
300g = 6,4 cm
|
5
|
Homogenitas
|
Homogen
|
Homogen
|
6
|
Freeze Thawing
|
Sediaan stabil
|
Stabil
|
X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
praktikum yang telah dilakukan didapatkan sediaan gel yang stabil. Uji
organoleptis menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat sesuai dengan literatur, uji
daya sebar dan uji homogenitas juga sesuai dengan literatur. Uji daya lekat
didapatkan hasil yang baik pula. Dengan uji freeze thawing didapatkan gel dalam
keadaan stabil. Uji pH menunjukkan bahwa sediaan bisa diterima dan sesuai
dengan pH kulit. Berdasarkan hasil percobaan penggunaan carbomer sebagai
gelling agent kompatibel dengan bahan lain yang digunakan sehingga terbentuk
gel yang stabil.
XII. Daftar
Pustaka
Ansel Howard C,
1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Ariesti, Niken D.,
2014. The
effectiveness test of squeezed gel formulation of potato (solanum tuberosum l.) Toward times of
burn wound healing in male white rabbit (oryctolagus
cuniculus), (perpusnwu.web.id/karyailmiah,
diakses tanggal 7 April 2016)
Moh.Anief, 1993, Farmasetika, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Rowe, Raymond C. dkk., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th Edition, Pharmaceutical
Press, London
Trilestari,
2002, Hand And Body Lotion: Penambahan Nipagin, Nipasol Dan Campuran Keduanya Terhadap Stabilitas
Fisika Dan Efektifitasnya Sebagai
Alat Jamur, skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Voight.R, 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Terimakasih kak, sangat bermanfaat 👍
BalasHapusTitanium Necklace Mens - TITON - TITON - TITON
BalasHapusTIPI THIN THIN KONG TONG. MEN. The neck is made titanium septum ring in Germany. The standard size in our tunics, harbor freight titanium welder are also called. titanium plumbing Made titanium mug of stainless steel or titanium oxide, $40.00 · In stock titanium flask
m711e4iqoqi746 sex dolls,cheap sex toys,sex chair,cheap sex toys,cheap sex toys,horse dildo,sex toys,real dolls,Male Masturbators q453k6qsamj390
BalasHapusp519l6haelr779 sex chair,sex chair,finger vibrator,vibrators,wholesale sex toys,realistic sex dolls,realistic dildos,double dildos,dildos g796a7ofdpf438
BalasHapus